Sabtu, 03 Desember 2011

Tips Kalau Pacar Agan Selingkuh



Halo agan², ane cuma share pengalaman ane ketika pacar(MANTAN) ane selingkuh.
COBA BICARAKAN BAIK-BAIK.
Biasakan bicara yang baik, atau pun ngobrol dengan doi secara terbuka, supaya gak terjaadi kerusuhan.
AJAK KE TEMPAT SEPI & ROMANTIS
Ajak si doi ke tempat yg romantis & sepi seperti PEGUNUNGAN/BUKIT supaya dapet dibicarakan baik².
UNGKAPKAN BAHWA KAMU MENYANYANGINYA
Ungkapkan kata² yang bikin hatinya tersentuh, dan supaya dia gak selingkuh lagi.
AJAK DOI KEHOTEL
Sebelum semuanya berakhir hitunglah laba rugi agan selama pacaran ma doi.
Dan jangan lupa kimpoi sepuasnya dulu.
PELUK DAN DEKAT ERAT DIA
Peluk dia dan berusahalah agar dia merasa aman dengan kamu.
LIHAT KIRI KANAN, BEGITU GA ADA ORANG, DORONG KE JURANG!
Dan katakan : "Sukurin Lo... MAMPUS.."

8 Cewek Yang Sebaiknya Tidak Agan Kencani

1. Adik dari sahabat
Mungkin si dia memang imut karena masih polos, namun jika niat Anda mencari pasangan hanya untuk bersenang-senang, sebaiknya lupakan si dia. Bukannya apa-apa, selain Anda harus menjaganya seperti permata, Anda juga tak bisa bebas hang-out dengan teman-teman lain tanpa “dimata-matai” oleh sahabat. Nah atas nama persahabatan, sebaiknya lupakan golongan wanita ini.

2. Sekretaris Agan
Ada banyak alasan mengapa Anda sebaiknya tak mencampur bisnis dengan pleasure. Lagi-lagi ini demi kebaikan Anda sendiri. Selain dapat menimbulkan skandal kurang sedap di lingkungan kerja, bisa-bisa Anda berdua dianggap tak profesional kala terpaksa beradu mulut seputar hubungan kasih Anda berdua. Yang lebih parah lagi, jika hubungan kasih tersebut putus di tengah jalan, bukan tak mungkin jadi bahan gosip orang-orang sekantor.

3. Sang mantan
Single terkadang memang tak enak, karena itu tak heran Anda cenderung kembali menghubungi mantan apalagi jika ternyata sang mantan juga belum menemukan tambatan hati. Namun kembali mengencani sang mantan tak selalu merupakan pilihan bijaksana.

Memang si dia sudah sangat mengenal dan hafal dengan kebiasaan Anda, tapi siapa tahu seberapa dalam luka yang masih menganga di hati sang mantan? Mengencaninya kembali hanya beresiko menyakiti dia lebih dalam lagi. Sebaiknya lupakan saja ide itu dan buka lembaran baru dalam hidup Anda.

4. Gadis satu malam
Bagi Anda yang sering berkecimpung di dunia malam, tentu tak asing lagi dengan gadis-gadis yang banyak dijumpai di berbagai tempat hiburan malam. Mungkin saja gadis-gadis itu bukan kupu-kupu malam, tapi mengencani wanita tipe ini memiliki resiko yang cukup tinggi.

Selain Anda belum mengenal sifat-nya, Anda juga pastinya tak tahu latar belakang kesehatannya bukan? Rasanya tak lucu jika Anda terjangkit penyakit menular seksual hanya karena kenikmatan semalam. Nah, tentu Anda dapat memutuskan sendiri mana yang terbaik bagi Anda.

5. Mantan kekasih sahabat
Ketika Anda menjadi saksi insiden putusnya hubungan asmara sahabat dan kekasihnya yang seksi, mungkin hati Anda akan bersorak karena itu berarti terbukanya kesempatan bagi Anda untuk mendekati gadis seksi yang sedang bersedih hati tersebut.

Namun sadarkah Anda akan konsekuensi yang harus dihadapi jika Anda menjadikan mantan kekasih sahabat Anda menjadi pasangan Anda, terutama jika sang sahabat ternyata masih memiliki perasaan mendalam terhadap mantannya itu. Selain rasanya tak etis, bukan tak mungkin persahabatan jadi retak karena Anda dianggap tak setiakawan.

6. Gadis materialistis
Jika Anda masih memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi sebagai pria, rasanya tak perlu terlalu ngoyo mempertahankan si gadis materialistis sebagai pasangan. Mungkin si dia memang cantik, penampilannya pun selalu penuh gaya, namun jika segala sesuatu dinilai dengan uang, rasanya Anda berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari itu.

Anda tak mau kan diperas habis-habisan dan kemudian ditinggalkan begitu saja setelah si dia puas menggerogoti isi kantong Anda? Nah, sebaiknya Anda berpikir ulang sebelum mendekati tipe wanita seperti ini.

7. Sang penari
Dibandingkan gadis satu malam, tentu saja tipe wanita ini lebih minus. Sadarlah, si dia membuka pakaiannya bukan untuk mendapatkan uang demi melanjutkan sekolahnya.

Yah, mungkin keberuntungan belum berpihak pada si dia sehingga si dia terjerumus dalam lembah seperti itu, namun jika Anda memutuskan untuk merajut jalinan kasih dengan tipe wanita seperti ini, cepat atau lambat Anda akan mendapati diri Anda “berperan” sebagai pengawal-nya.

Dapatkah Anda membayangkan bagaimana cara menjaga dirinya agar tidak disentuh oleh tangan-tangan pria iseng lain yang ingin mencari pemuas dahaga sesaat? Sadarlah bahwa Anda tak mungkin selamanya menjaganya.

8. Sahabat
Seringkali hubungan yang diawali dengan persahabatan berlanjut menjadi cinta tidak berjalan mulus .Perasaan saling peduli akan tetap hidup akan tetapi bisa menjadi mati saat terjadi sesuatu diantara pasangan yang dulunya sahabat ini. Biasanya disaat salah satunya melakukan kesalahan ,maka "ngambek"-nya akan lama sekali dikarenakan satu sama lain sudah saling mengenal baik terlebih dahulu.

Foto Foto Charmian Chen, Mahasiswi Cantik Diplorotin Monyet



Seorang mahasiswi Taiwan mendadak terkenal karena foto dirinya saat berlibur di Bali. Foto tersebut bukan foto biasa. Foto itu memperlihatkan dirinya bersama dua ekor kera yang sedang menarik gaun model kemben yang dikenakannya. Tak ayal, kembennya melorot hingga mempertontonkan payudaranya.

Foto tersebut diambil saat si mahasiswi yang bernama Charmian Chen (22) itu tengah berlibur ke Bali dan mengunjungi Sacred Monkey Forest di Ubud pada bulan Oktober lalu. Foto 'insiden kemben melorot' yang membuatnya malu tersebut justru membuat Chen terkenal di dunia maya maupun di kalangan masyarakat Taiwan.

Foto tersebut bahkan sempat menjadi berita utama di berbagai stasiun televisi di Taiwan. Banyak televisi yang memintanya untuk tampil dan berbicara soal 'insiden' tersebut. Tidak hanya itu, foto Chen tersebut juga tersebar luas di seluruh dunia, muncul di sejumlah blog dan menjadi perbincangan di berbagai forum dunia maya di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Mengenal Istana Kepresidenan Indonesia dan Sejarahnya




[Image: palace.jpg]


Indonesia tercatat memiliki enam istana kepresidenan yakni : Istana Negara, Istana Merdeka di Jakarta, Istana Bogor di Bogor, Istana Cipanas di Cipanas, Istana Tampaksiring di Bali dan Istana Gedung Agung di Yogyakarta.

Dari Sejarahnya, Istana Merdeka, Istana Negara, Gedung Agung, Istana Cipanas, dan Istana Bogor dibangun pada masa Pemerintah Hindia Belanda. Istana Tampaksiring dibangun pada masa Presiden Soekarno.

Karena pemerintahan Republik Indonesia sejak pengakuan kedaulatan berpusat di Jakarta, maka Istana yang sering digunakan adalah Istana Negara dan kadang-kadang Istana Merdeka yang dulu dikenal dengan Istana Gambir. Baik untuk pemerintahan maupun upacara maupun acara resmi kenegaraan. Selain berfungsi sebagai kantor, Istana Negara digunakan sebagai kediaman Presiden yang sebelumnya merupakan kediaman Gubernur Jendral Hindia Belanda dan Panglima pendudukan Jepang. Sejak Indonesia merdeka tercatat Presiden Soekarno (sejak tahun 1950, sebelumnya di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, dan di Gedung Agung Yogyakarta), Presiden Abdurrahman Wahid, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara Presiden Soeharto dan Presiden B.J.Habibie lebih sering menggunakan Bina Graha sebagai ruang kerjanya. Presiden Soeharto sendiri memilih tinggal di Jalan Cendana sementara Presiden B.J.Habibie tinggal di kawasan Patra Kuningan. Pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, ruang kerja presiden pindah di Istana Negara dengan alasan karena Bina Graha berada di Jalan Veteran yang lalu lintasnya ramai sehingga mengganggu, selain pertimbangan keamanan. Bina Graha sendiri diubahfungsinya menjadi Museum Istana. Untuk kediamannya, Presiden Megawati memilih tinggal di kediamannya di Jalan kebagusan atau Jalan Teuku Umar.

Istana Bogor jarang digunakan sebagai tempat kantor kepresidenan. Pernah digunakan ketika ada acara acara kenegaraan seperti Konfrensi Tingkat Tinggi APEC 1996. Sedangkan Istana Cipanas, Istana Tampaksiring dan Gedung Agung digunakan sebagai tempat peristirahatan atau acara acara informal kenegaraan.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda,khususnya pada tahun 1920-1930'an pusat pemerintahan yang berada di Batavia (Jakarta) dianggap tidak ideal khususnya dari segi pertahanan dan militer serta agar pemerintah Hindia Belanda dapat bertindak "lebih independen". Untuk itu dicari daerah yang dianggap cocok sebagai Ibukota pemerintahan selain Bogor. Pilihan tersebut jatuh ke kota Bandung ditambah letaknya yang strategis (dataran tinggi dengan ketinggian kurang lebih 709 meter diatas permukaan laut). Sehingga pemerintah Hindia Belanda membangun pusat pusat militer, pos dan telekomunikasi di sana ditambah mulai maraknya pusat pusat perdagangan di sana. Untuk mempersiapkan kota Bandung sebagai ibukota, dibangunlah Gedung Sate, dan gedung lainnya seperti Gedung Merdeka. Namun karena dihalang-halangi oleh pemerintah Belanda di Den Haag serta pecahnya Perang Dunia II, rencana itu dibatalkan.

Quote:Istana Negara

[Image: 250px-Istana_negara.JPG]
Istana negara di jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta

Istana Negara dan Istana Merdeka yang berada di satu kompleks di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, merupakan dua buah bangunan utama yang luasnya 6,8 hektare (1 hektare = 1 hektometer persegi = 10000 meter persegi) dan terletak di antara Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Veteran, serta dikelilingi oleh sejumlah bangunan yang sering digunakan sebagai tempat kegiatan kenegaraan.

Dua bangunan utama adalah Istana Merdeka yang menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas)(Jalan Medan Merdeka Utara) dan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung (Jalan Veteran). Sejajar dengan Istana Negara ada pula Bina Graha. Sedangkan di sayap barat antara Istana Negara dan Istana Merdeka, ada Wisma Negara.

Pada awalnya di kompleks Istana di Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara. Gedung yang mulai dibangun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten dan selesai 1804 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Siberg ini semula merupakan rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, J A Van Braam. Kala itu kawasan yang belakangan dikenal dengan nama Harmoni memang merupakan lokasi paling bergengsi di Batavia Baru.

Pada tahun 1820 rumah peristirahatan van Braam ini disewa dan kemudian dibeli (1821) oleh pemerintah kolonial untuk digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para gubernur jenderal bila berurusan di Batavia (Jakarta). Para gubernur jenderal waktu itu kebanyakan memang memilih tinggal di Istana Bogor yang lebih sejuk. Tetapi kadang-kadang mereka harus turun ke Batavia, khususnya untuk menghadiri pertemuan Dewan Hindia, setiap Rabu.

Rumah van Braam dipilih untuk kepala koloni, karena Istana Daendels di Lapangan Banteng belum selesai. Tapi setelah diselesaikan pun gedung itu hanya dipergunakan untuk kantor pemerintah.

Selama masa pemerintahan Hindia Belanda, beberapa peristiwa penting terjadi di gedung yang dikenal sebagai Istana Rijswijk (namun resminya disebut Hotel van den Gouverneur-Generaal, untuk menghindari kata Istana) ini. Di antaranya menjadi saksi ketika sistem tanam paksa atau cultuur stelsel ditetapkan Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch. Lalu penandatanganan Persetujuan Linggarjati pada 25 Maret 1947, yang pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan pihak Belanda diwakili oleh H.J. van Mook.

Pada mulanya bangunan seluas 3.375 m2 berarsitektur gaya Yunani Kuno ini bertingkat dua. Tapi pada 1848 bagian atasnya dibongkar; dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang tanpa ada perubahan yang berarti.

Sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, saat ini Istana Negara menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, kongres bersifat nasional dan internasional, dan jamuan kenegaraan.

Karena Istana Rijswijk mulai sesak, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.W. van Lansberge tahun 1873 dibangunlah istana baru pada kaveling yang sama, yang waktu itu dikenal dengan nama Istana Gambir. Istana yang diarsiteki Drossares pada awal masa pemerintahan RI sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakili A.H.J Lovinnk, wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.

Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.

Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949 Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih dari 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Merdeka sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan negara.

Sebagai pusat pemerintahan negara, kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat, dan pelantikan perwira muda (TNI dan Polri).

Bangunan seluas 2.400 m2 itu terbagi dalam beberapa ruang. Yakni serambi depan, ruang kredensial, ruang tamu/ruang jamuan, ruang resepsi, ruang bendera pusaka dan teks proklamasi. Kemudian ruang kerja, ruang tidur, ruang keluarga/istirahat, dan pantry (dapur).

Sepeninggal Presiden Soekarno, tidak ada lagi presiden yang tinggal di sini, kecuali Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden Soeharto yang menggantikan Soekarno memilih tinggal di Jalan Cendana. Tapi Soeharto tetap berkantor di gedung ini dengan men-set up sebuah ruang kerja bernuansa penuh ukir-ukiran khas Jepara, sehingga disebut sebagai Ruang Jepara serta lebih banyak berkantor di Bina Graha.

Quote:Istana Merdeka

[Image: 260px-istana_merdeka.jpg]
Istana Merdeka, Jakarta

Istana Merdeka adalah tempat resmi kediaman dan kantor Presiden Indonesia yang terletak satu kompleks dengan Istana Negara dan Bina Graha. Letaknya menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Istana dengan luas sekitar 2.400 m² ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.W. van Lansberge tahun 1873 dalam kaveling yang sama dengan Istana Rijswijk yang mulai sesak. Awalnya bernama Istana Gambir, Istana yang diarsiteki Drossaers ini pada awal masa pemerintahan Republik Indonesia (RI) sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakili A.H.J. Lovink, wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.

Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.

Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949 Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950. Tercatat selain Presiden Sukarno, yang mendiami istana ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat, dan pelantikan perwira muda (TNI dan Polri).

Mulai tahun 1975, perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia akan berpindah dari Istana Merdeka ke Monumen Nasional.


Quote:Istana Bogor

[Image: 250px-Istana.jpg]
Istana Presiden di Bogor

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya berjalan-jalan di seputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.

Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.

Sejarah

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".

Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.

Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas bangunan 14.892 m².

Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak berat.
Bangunan induk dan sayap kiri dan kanan

Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.

Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang.

Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia.

Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor. [1] Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum tahun 2020.

Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS

Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan pernikahan anaknya, Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana Bogor.

Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.

Quote:Istana Cipanas

[Image: Prof_cipanas.jpg]
Gedung Utama, Istana Cipanas
Istana Cipanas yang merupakan Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Tepatnya lebih kurang 103 km dari Jakarta ke arah Bandung melalui Puncak. Istana ini terletak di Desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektar, namun sampai saat ini hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.

Kata "Cipanas" berasal dari bahasa Sunda, yaitu ci atau cai yang berarti "air" dan panas yang berarti "panas". Daerah ini dinamakan Cipanas karena di tempat ini terdapat sumber air panas, yang mengandung belerang, dan yang kebetulan berada di dalam kompleks istana Cipanas.

Sebenarnya bangunan induk istana ini pada awalnya adalah milik pribadi seorang tuan tanah Belanda yang dibangun pada tahun 1740. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Beberapa bangunan yang terdapat di dalam kompleks ini antara lain Paviliun Yudistira, Paviliun Bima dan Paviliun Arjuna yang dibangun secara bertahap pada 1916. Penamaan ini dilakukan setelah Indonesia Merdeka, oleh Presiden Sukarno. Di bagian belakang agak ke utara terdapat "Gedung Bentol", yang dibangun pada 1954 sedangkan dua bangunan terbaru yang dibangun pada 1983 adalah Paviliun Nakula dan Paviliun Sadewa.

Sebuah peristiwa penting yang pernah terjadi di istana ini setelah kemerdekaan adalah berlangsungnya sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno pada 13 Desember 1965, yang menetapkan perubahan nilai uang dari Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-.

Sedangkan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, gedung ini hanya digunakan sebagai tempat persinggahan pembesar-pembesar Jepang dalam perjalanan mereka dari Jakarta ke Bandung ataupun sebaliknya.

Gedung ini ditetapkan sebagai Istana Kepresidenan dan digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi Presiden atau Wakil Presiden beserta keluarga setelah kemerdekaan, seperti halnya Camp David Amerika Serikat.

Setiap ruangan di Istana ini dilengkapi dengan perabot yang terbuat dari kayu. Di Istana ini tersimpa berbagai koleksi ukiran Jepara dan lukisan dari maestro seni lukis Indonesia seperti Basuki Abdullah, Dullah Sujoyono, dan Lee Man Fong.

Quote:Istana Tampaksiring

[Image: istana_tampaksiring.jpg]
Istana Tampaksiring

Istana Tampaksiring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Konon, menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, namun sayangnya ia bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya. Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali jejak telapak kakinya.

Namun demikian, ia dapat juga tertangkap oleh para pengejarnya. Sebelumnya, ia dengan sisa kesaktiannya berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun itu yang kemudian bernama "Tirta Empul" ("air suci"). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya itu terkenal dengan nama Tampaksiring.

Istana ini berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota, cocok bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga maupun bagi tamu-tamu negara.

Arsiteknya adalah R.M. Soedarsono dan istana ini dibangun secara bertahap. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 m dan Wisma Yudhistira seluas 2.000 m dan Ruang Serbaguna. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira adalah bangunan yang pertama kali dibangun yaitu pada tahun 1957. Pada 1963 semua pembangunan selesai yaitu dengan berdirinya Wisma Negara dan Wisma Bima.

Quote:Gedung Agung

[Image: Sjr_yogya.jpg]
Gedung Agung, Yogyakarta

Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Ahmad Yani dahulu dikenal Jalan Malioboro, jantung ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan istana terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 120 m dari permukaan laut. Kompleks istana ini menempati lahan seluas 43.585 m².


Sejarah

Masa Hindia Belanda
Gedung utama kompleks istana ini mulai dibangun pada Mei 1824 yang diprakarsai oleh Anthony Hendriks Smissaerat, Residen Yogyakarta ke-18 (1823-1825) yang menghendaki adanya "istana" yang berwibawa bagi residen-residen Belanda sedangkan arsiteknya adalah A. Payen.

Karena adanya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) pembangunan gedung itu tertunda. Pembangunan tersebut diteruskan setelah perang tersebut berakhir yang selesai pada 1832. Pada 10 Juni 1867, kediaman resmi residen Belanda itu ambruk karena gempa bumi. Bangunan baru pun didirikan dan selesai pada 1869. Bangunan inilah yang menjadi gedung utama komplek Istana Kepresidenan Yogyakarta yang sekarang disebut juga Gedung Negara.

Pada 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi di mana Gubernur menjadi penguasa tertinggi. Dengan demikian gedung utama menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta sampai masuknya Jepang.

Masa Ibukota Republik
Pada 6 Januari 1946, "Kota Gudeg" ini menjadi ibu kota baru Republik Indonesia yang masih muda dan istana itu berubah menjadi Istana Kepresidenan, tempat tinggal Presiden Soekarno beserta keluarganya, sedangkan Wakil Presiden Mohammad Hatta tinggal di gedung yang sekarang ditempati Korem 072/Pamungkas. Sejak itu Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi saksi peristiwa penting diantaranya pelantikan Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TNI pada 3 Juni 1947 dan sebagai pucuk pimpinan angkatan perang Republik Indonesia pada 3 Juli 1947.

Agresi Militer Belanda II
Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta diserang oleh tentara Belanda dibawah pimpinan Jenderal Spoor, Presiden, Wakil Presiden dan para pembesar lainnya diasingkan ke luar Jawa dan baru kembali ke Istana Yogyakarta pada 6 Juli 1949. Sejak 28 Desember 1949, yaitu dengan berpindahnya Presiden ke Jakarta, istana ini tidak lagi menjadi tempat tinggal sehari-hari Presiden.

Saat ini
Kantor & kediaman resmi Presiden
Istana Yogyakarta atau Gedung Agung, sama halnya dengan istana Kepresidenan lainnya yaitu sebagai kantor dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia. Selain itu juga sebagai tempat menerima atau menginap tamu-tamu negara. Sejak 17 Agustus 1991, istana ini digunakan sebagai tempat memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan penyelenggaraan Parade Senja setiap tanggal 17 yang dimulai 17 April 1988.

Perjalanan Lambang Garuda (Simbol Indonesia) Yang Mengalami Beberapa Perubahan


[Image: garuda-di-dadaku2-300x300.jpg]


Sultan Hamid II yang terlahir dengan nama ‘Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Beliau lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli 1913 – meninggal di Jakarta, 30 Maret 1978 pada umur 64 tahun dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang. Sultan Hamid II adalah Perancang Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Dalam tubuhnya mengalir darah Arab-Indonesia — walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak yang keduanya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Foliodan selama jabatan menteri negara itu ia ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

  1. LAMBANG PERTAMA
    [Image: 11.jpg?w=450]

    Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

    Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
    .
  2. LAMBANG KEDUA
    [Image: 21.jpg?w=450]

    Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

    Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali – Garuda Pancasila dan disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.

    AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Departemen Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “’tidak berjambul”’ seperti bentuk sekarang ini.

    Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes, Jakarta pada 15 Februari 1950.
    .
  3. LAMBANG KETIGA
    [Image: 31.jpg?w=450]

    Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

    Tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk akhir rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
    .
  4. LAMBANG KEEMPAT
    [Image: 41.jpg?w=450]

    Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah, Pontianak.

    Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

6 Jalan Raya Dengan Pemandangan Terindah di Asia

Meski sebagian besar Asia terdiri atas negara kepulauan dan beberapa kota besar padat penduduk, ada tempat-tempat yang bisa mengakomodasi keinginan Anda untuk menginjak pedal gas mobil dalam-dalam. Inilah beberapa tempat paling indah di Asia untuk menyetir dan menikmati kebebasan di jalanan. Nikmati pemandangan indah selagi merasakan hembusan angin di muka yang terpapar matahari. Dan jangan lupa, bawa daftar lagu favorit Anda untuk mengiringi sepanjang perjalanan

Great Ocean Road - Australia


[Image: inspirationsid-628165956-1299148875.jpg?...EDJAGxXwyB]

Hanya sepelemparan batu dari Melbourne, Anda bisa menemukan Great Ocean Road. Jalan sepanjang 151 mil (243 km) menghubungkan sepanjang pantai selatan Australia. Ini adalah salah satu lokasi favorit di dunia untuk melihat matahari terbenam, apalagi jika Anda berada di dekat 12 Apostles (Rasul), jejeran patahan batu kapur yang mengagumkan. Jangan lewatkan juga tur helikopter di sepanjang pantai jika cuaca mendukung, dan beberapa toko rabat perlengkapan selancar di Torquay. Ada juga area jalan kaki di hutan dekat Lorne yang menyimpan air terjun mempesona. Dan ada beberapa 'pintu masuk' menuju hutan tropis terakhir di Australia, Taman Nasional Great Otway.


Jalur Terusan Hai Van -Vietnam

[Image: inspirationsid-228740706-1299148874.jpg?...EDyZx5d2k1]

Terusan Hai Van, pada rute 1A antara Hue dan Hoian, diklaim sebagai "sebuah pita kesempurnaan...salah satu jalan pantai terbaik di dunia." Hai berarti awan laut, dan memang perbukitan di sekitarnya kerap tertutup kabut. Rute ini memiliki jalur alternatif, Terowongan Hai Van. Bagi banyak pengemudi, ini adalah jalur yang sulit, jadi waspadalah sebelum mencobanya sendiri! Tapi dengan pemandangan perbukitan hijau, laut yang berkilauan, dan puncak gunung, tempat ini menjadi sangat indah.


Jalur Osado Skyline - Pulau Sado, Jepang

[Image: inspirationsid-960721948-1299148874.jpg?...EDxE4nEyN.]

Selama bertahun-tahun, Pulau Sado sudah menjadi tempat berlindungnya para pemberontak politik, namun para turis datang ke sini untuk menikmati kedamaian dan ketenangan. Dengan populasi 70 ribu orang, ada ruangan yang lega untuk bersantai sambil menikmati asrinya Pegunungan Osado, tebing laut, dan desa-desa kecil. Aktivitas hiking sangat populer di pulau ini, tapi jangan lewatkan jalanan sepanjang 155 mil (250 km) yang bisa Anda jelajahi. Pemandangan terbaik bisa Anda lihat ketika melewati perpotongan jalur antara pegunungan Osado dan Gunung Kinpoku, puncak tertinggi pulau ini. Pastikan untuk berhenti di titik Hakuundai; jangan lupa, jalan ini akan tutup pada musim dingin (November-April).


Jalur Phuket Timur Laut - Thailand

[Image: inspirationsid-268576499-1299148874.jpg?...EDee_Em2YN]

Lepas dari Phuket yang ramai, ada beberapa jalur yang bisa Anda lalui untuk melihat pemandangan pedesaan. Salah satunya adalah jalur Mission Mills, sementara yang populer lainnya adalah Kelokan Timur Laut Phuket. Awalnya adalah Monumen Para Pejuang dan mengitari pantai timur pulau tersebut. Ada pemandangan menakjubkan di Teluk Phang-nga dan Anda akan menemukan banyak desa nelayan di sepanjang perjalanan yang mengundang Anda untuk menikmati makanan laut. Jangan lupa juga melihat patung dewa Hindu berkepala gajah, Ganesha.


Jalan Tol Halsema - Filipina
[Image: inspirationsid-51423546-1299148874.jpg?ymKRQpEDprfs0zCr]

Jika Anda ingin mencapai puncak tertinggi pada sistem jalan tol Filipina, langsung saja menuju Jalan Tol Halsema yang menghubungkan Baguio dan Sagada. Nama jalan tol ini diambil dari insinyur yang mampu membangun jalan melewati pegunungan. Selain pemandangan peternakan dan kebun-kebun sayur, Anda juga bisa melihat berbagai objek unik. Momen unik ketika Anda melihat banyak dari desa-desa ini yang mendirikan monumen untuk ekspor terbesar mereka, sayuran. Pastikan Anda berhenti untuk berfoto di patung kentang, patung wortel, dan seterusnya. Hanya di Asia


Dari Twizel ke Mount Cook - Selandia Baru

[Image: inspirationsid-188019698-1299148874.jpg?...EDBVfMpVGH]

Air tak pernah terlihat lebih biru dan surreal daripada di Danau Pukaki di tengah South Island, Selandia Baru. Jalanan sepanjang 39 mil (63 km) dari Twizel melewati Danau Pukaki yang seakan tanpa ujung, berakhir di Desa Mount Cook, tempat Anda bisa melihat puncak bersalju Mount Cook, titik tertinggi Selandia Baru. Di desa ini Anda bisa memilih hiking atau menikmati tur ke Danau Pukaki. Anda juga bisa berkendara menjelajahi banyak jalan di kawasan ini, tapi Mount Cook punya banyak pesona.

Seksi Cina II


[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B3.jpg]
[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B7.jpg]

[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B6.jpg]

[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B5.jpg]

[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B2.jpg]

[Image: Cewek%2BCina%2BMontok%2BLagi%2BPengin..%2B4.jpg]

seksi melayu II

Seksi Melayu